Rabu, 29 Februari 2012

PENYAKIIT ANKILOSTOMIASIS DAN NEKATORIASIS

            Cacing tambang tersebar luas di seluruh dunia (kosmopolit) terutama didaerah tropis dan subtropis, yang iklimnya bersuhu panas dan mempunyai kelembaban tinggi. Di Eropa, Cina, dan Jepang, penderita infeksi cacing-cacing ini banyak dijumpai pada pekerja tambang, sehingga cacing-cacing ini disebut cacing tambang.
             Infeksi cacing tambang di Indonesia disebabkan oleh Necator americanus yang menyebabkan nekatoriasis dan Ancylostoma duodenale yang menimbulkan ankilostomiasis

Penularan ankilostomiasis
              Manusia merupakan satu-satunya hospes definitif N. americanus maupun A. duodenale. Telur yang keluar dari  usus penderita dalam waktu dua hari akan tumbuh di tanah menjadi larva rabditiform dalam waktu satu minggu akan berkembang menjadi larva filariform yang infektif.
               Lung migration. Larva filariform akan menembus kulit sehat manusia, memasuki pembuluh darah dan limfe, beredar didalam aliran darah, masuk ke jantung kanan, lalu masuk ke dalam kapiler paru. Larva menembus dinding kapiler masuk kedalam alveoli. Larva cacing kemudian mengadakan migrasi ke bronki, trakea, laring dan faring, akhirnya tertelan masuk ke usofagus.
               Di usofagus larva berganti kulit untuk yang ketiga kalinya. Migrasi larva berlangsung selama sepuluh hari . Dari usofagus larva masuk ke usus halus, berganti kulit yang keempat kalinya, lalu tumbuh menjadi cacing dewasa. Dalam waktu satu bulan, cacing betina sudah mampu bertelur.
                Gejala klinis ditimbulkan baik oleh cacing dewasa maupun larvanya. Cacing dewasa mengisap darah penderita. Seekor cacing dewasa N. americanus menyebabkan kehilangan darah sekitar 0.1 cc per hari, sedangkan seekor cacing  A. duodenale dapat menimbulkan kehilangan darah sampai 0.34 cc per hari.
                 Larva cacing menimbulkan dematitis dengan gatal-gatal (ground itch) pada waktu menembus kulit penderita. Selain itu larva pada waktu beredar di dalam darah (lung migration). akan menimbulkan bronkitis dan reaksi alergi yang ringan.

Diagnosis infeksi cacing tambang
                  Diagnosis pasti infeksi cacing tambang ditetapkan melalui pemeriksaan mikroskopik atas tinja yang dilakukan untuk memukan telur cacing.

Gambaran klinis infeksi cacing tambang yang tampak dapat berupa:
1. Anemia hikromik mikrositer
2. Gambaran umum kekurangan darah: pucat, perut buncit, rambut kering dan mudah lepas
3. Rasa tak enak di epigastrium
4. Sembelit, diare atau steatore
5. Ground-itch (gatal kulit di tempat masuknya larva cacing)
6. Gejala bronkitis : batuk, kadang-kadang dahak berdarah

Pemeriksaan darah menunjukan gambaran:
1. hemoglobin, menurun < 11.5 g/dl (wanita) < 13.5 g/dl (pria)
2. MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration), kurang dari dari 31-36 g/dl.

Permeriksaan sumsum tulang, menunjukan gambaran hiperplasi normoblastik.
          Pada hapusan darah, terdapat gambaran:
          1. Hipokromik mikrositer
          2. Terdapat leukopeni dengan limfositosis relatif. Jumlah lekosit kurang dari 4.000/ml
          3. Eosinofilia, dapat mencapai 30%
          4. Anisositosis, atau poikilositosis

Pengobatan cacing tambang
          Pengobatan ditujukan untuk mengatasi anemia maupun untuk memberantas cacingnya, yaitu:
   1. Pengobatan anemia mengunakan preparat besi, yang diberikan per oral atau parenteral.
   2. Folic acid diberikan, bila terjadi anemia megaloblastik.
   3. Obat cacing yang dapat diberikan per oral: Pirantel pamoat, Oxantel pamoat, mebendazol dan          levamisol


Pencegahan infeksi cacing tambang
            Untuk mencegah terjadinya infeksi baru maupun reinfeksi dilakukan.
         1. Pengobatan masal dan perorangan dengan obat cacing
         2. Pendidikan kesehatan : membuat jamban yang baik, dan berjalan di tanah selalu menggunakan alas kaki.

PENYAKIT HIDATIDOSIS

            Hidatidosis adalah infeksi larva cacing pita anjing (Echinococcus granulosus) pada jaringan atau organ manusia. Cacing zoonosis ini di laporkan dari seluruh dunia, terutama didaerah peternakan sapi dan domba. Terdapat hubungan erat antara manusia dengan herbivora dan anjing untuk terlaksananya siklus hidup lengkap cacing ini. Cacing pita anjing ini lebih banyak dijumpai didaerah subtropik dibanding daerah tropik.

Gejala klinis hidatidosis
              Gejala klinis yang timbul tergantung pada organ yang mengandung kista hidatid dan beratnya kerusakan  yang terjadi. Pada umumnya selama bertahun-tahun hidatidosis jarang menunjukan gejala yang jelas. Riwayat penderita yang bertempat tinggal didaerah endemis hidatidosis dan adanya hubungan erat penderita dengan anjing mengarahkan diagnosis hidatidosis.

Diagnosis hidatidosis
                 Diagnosis hidatidosis di tegakkan jika ditemukan bahan berasal dari kista yang pecah atau protoskoleks, misalnya didalam dahak (berasal dari kista di paru), sesudah dilakukan operasi atau pada waktu autopsi jenasah.
                  Untuk membantu menegakan diagnosis pada penderita yang diduga terinfeksi kista hidatid dapat dilakukan:
1. pemeriksaan serologi
2. uji intrakutan casoni
3. pemeriksaan radiologi
4. pemeriksaan darah menunjukan adanya eosinofilia antara 20-25%


Pengobatan hidatidosis 
             Sesuai dengan gangguan yang terjadi, hidatidosis diatasi dengan:
1. Pembedahan
2. Pengobatan biologis
3. Anti alergi


Pencegahan hidatidosis
            Untuk mencegah terjadinya hidatidosis pada manusia, harus dilakukan:
1. Mengobati anjing yang terinfeksi Echinococcus granulosus.
2. Mencegah pencernaan lingkungan dari tinja anjing.
3. Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah kontak dengan anjing





PENYAKIT ENTEROBIOSIS

            Penyakit enterobiosis disebabkan oleh cacing enterrobius vermicularis atau oxyuris vermicularis. Nama umum cacing ini di indonesia adalah cacing keremi atau cacing peniti (pinworm). Cacing ini tersebar luas diseluruh dunia, baik didaerah tropis maupun subtropis. Didaerah dingin lebih banyak di jumpai, karena orang jarang mandi dan tidak sering berganti pakaian dalam.

Cara penularan enterobiosis
             Manusia adalah satu-satunya hospes definitif cacing ini. Tidak diperlukan hospes  perantara untuk melengkapi siklus hidupnya. Telur yang oleh cacing betina diletakan didaerah sekitar perianal dan perineal, dalam waktu 6 jam telah tumbuh menjadi telur infektif karena telah mengandung larva cacing..      
              Infeksi enterobiosis terjadi melalui 3 jalan, yaitu penularan lewat mulut, telur yang infektif terbawa dari tangan ke mulut penderita sendiri (autoinfection) atau terjadi karena memegang benda yang tercemar telur infektif, misalnya alas tidur, batal atau pakaian dalam penderita. Pada penularan melalui pernafasan, telur infektif yang berterbangan di udara terhirup oleh penderita.
              Penularan secara retrofeksi adalah penularan yang terjadi akibat larva cacing menetas didaerah perianal masuk kembali kedalm usus penderita, dan berkembang menjadi cacing dewasa. Karena mudahnya penularan, enterobiosis kerapkali merupakan penyakit infeksi yang menjangkiti seluruh anggota keluarga, banyak terjadi di panti asuhan atau panti jompo, di asrama-asrama, dan sejenisnya.
              Telur yang masuk mulut atau melalui jalan nafas didalam duodenum penderita akan menetas. Larva rabditifrom yang terjdi, akan tumbuh menjadi cacing dewasa di jejunum dan di bagian atas dari ileum. siklus hidup lengkap cacing ini membutuhkan waktu 2 sampai 8 minggu lamany

Penularan enterobiosis
               Cacing dewasa jarang menimbulkan kerusakan jaringan. Migrasi induk cacing untuk bertelur di daerah perianal dan perineal menimbulkan gatal-gatal (pruritus ani) yang mengganggu tidur penderita, dan bila digaruk dapat menimbulkan infeksi sekunder. Jika cacing betina mengadakan migrasi ke vagina dan tuba falopii, dapat terjadi radang ringan didaerah tersebut.
                 Meskipun cacing sering dijumpai didalam apendiks, infeksi apendiks jarang terjadi. Migrasi cacing ke usus halus bagian atas, lambung isofagus, dapat menimbulkan gangguan ringan didaerah tersebut. Jika tidak terjadi reinfeksi, enterobiosis dapat sembuh dengan sendirinya, karena cacing betina akan mati 2-3 minggu sesudah bertelur.

Pengobatan enteriobiosis
                   Mengingat penularan enteriobiosis sangat mudah terjadi pada seluruh anggota keluarga yang hidup dalam satu rumah, maka pengobatan infeksi cacing ini harus ditujukan pada seluuh anggota keluarga dalam waktu bersamaan, dan sebaiknya sering diulang. Berbagai obat cacing dapat digunakan, misallnya mebendazol, pirantel pamoat, pirvinium pamoat dan piperazin sitrat.

Pencegahan enterobiosis 
                     Mengobati penderita dan keluarganya atau yang hidup di dalam satu rumah, berarti memberantas sumber infeksi. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan, terutama di lingkungan kamar tidur, dan mengusahakan sinar matahari masuk secara langsung akan mengurangi jumlah telur cacing yang infektif, baik yang ada di perlengkapan kamar tidur maupun yang berterbangan di udara.




 

Selasa, 28 Februari 2012

PENYAKIT ASKARIASIS

            Askariasis disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides yang oleh masyarakat umum di kenal sebagai cacing gelang. atau cacing perut. Cacing ini tersebar luas diseluruh dunia, terutama didaerah tropik dan subtropik yang kelembaban udaranya tinggi dan suhunya hangat. dibeberapa daerah diindonesia terutama dipedesaan, infeksi cacing ini dapat diderita oleh lebih dari 60% penduduk yang diperiksa tinjanya


Penularan askariasis
            Telur cacing yang telah dibuahi yang keluar bersama tinja penderita, didalam tanah yang lembab dan suhu yang optimal akan berkembang menjadi telur infektif, yang mengandung larva cacing.
            Infeksi terjadi dengan masuknya telur cacing yang infektif kedalam mulut melalui makanan atau minuman yang tercemar tanah yang mengandung tinja penderita askariasis. Dalam usus halus bagian atas dinding telur akan pecah sehingga larva dapat keluar, untuk selanjutnya menembus dinding usus halus dan memasuki vena porta hati. bersama aliran darah vena, larva akan beredar menuju jantung, paru-paru, lalu menembus dinding kapiler masuk kedalam alveoli. masa migrasi ini berlangsung sekitar 15 hari lamanya.
            Dari alveoli larva cacing merangkak ke bronki, trakea dan laring, untuk selanjutnya masuk ke faring, usofagus, turun ke lambung akhirnya sampai di usus halus. Sesudah berganti  kulit, larva cacing akan tumbuh menjadi cacing dewasa. Sirkulasi dan migrasi larva cacing dalam darah tersebut disebut "lung migration". Dua bulan sejak infeksi (masuknya telur infektif per oral) terjadi, seekor cacing betina mulai mampu bertelur, yang jumlah produksi telurnya dapat mencapai 200.000 butir per hari.
            Penularan askariasis dapat terjadi melalui beberapa jalan, yaitu telur infektif masuk mulut bersama makanan dan minuman yang tercemar, melalui tangan yang kotor tercemar terutama pada anak, atau telur infektif terhirup melalui udara bersama debu. Pada keadaan terakhir ini, telur menetas di mukosa jalan napas bagian atas, larva segera menembus pembuluh darah dan beredar bersama aliran darah.


Gejala klinis askariasis
             Cacing dewasa yang berada didalam usus dan larva cacing yang beredar didalam aliran darah, menimbulkan perubahan patologis pada penderita.
             Migrasi larva cacing di paru-paru dapat menimbulkan pneumonia dengan gejala berupa demam, batuk, sesak dan dahak berdarah. Penderita juga mengalami urtikaria dan terjadi gambaran eosinofili sampai 20 persen. Pneumonia disertai gejala alergi ini disebut sebagai Sindrom Loeffler atau ascaris pneumonia.
             Pada infeksi berat (hiperinfeksi), terutama pada anak-anak, cacing dewasa dapat menimbulkan gangguan pencernaan  dan penyerapan protein sehingga penderita mengalami gangguan pertumbuhan dan anemia akibat kurang gizi. Cairan tubuh cacing yang toksik dapat menimbulkan gejala mirip demam tifoid, disertai tanda-tanda alergi misalnya urtikaria, edema pada wajah, konjungtivitas dan iritasi pernafasan bagian atas.
             Pada manusia cacing dewasa dapat menimbulkan berbagai akibat mekanik, yaitu obstruksi usus, intususepsi, dan perforasi ulkus yang ada di usus. Selain itu cacing dewasa dapat melakukan migrasi ke organ-organ di luar usus (askariasis ektopik), misalnya ke lambung, usofagus, mulut, hidung, rima glottis atau bronkus, sehingga menyumbat pernafassan penderita. Juga dapat terjadi sumbatan saluran empedu, apendisitis, abses hati, dan pankreatitis akut.


Pengobatan askariasis
             Obat-obat cacing yang baru yang efektif, dan hanya menimbulkan sedikit efek samping adalah mebendazol, pirantel pamoat, albendazol dan levamisol. Piperasin dan berbagai obat cacing lain masih dapat digunakan untuk mengobati penderita askariasis.

Pencegahan askariasis
             Melaksanakan prinsip-prinsip kesehatan lingkungan yang baik, misalnya membuat kakus yang baik untuk menghindari pencemaran tanah dengan tinja penderita, mencegah masuknya telur cacing yang mencemari makanan atau minuman dengan selalu memaasak makanan dan minuman sebelum dimakan atau diminum, serta menjaga kebersihan perorangan.
              Mengobati penderita serta pengobatan masal dengan obat cacing bersepektrum lebar didaerah endemik dapat memutuskan rantai siklus hidup cacing ini dan cacing lainnya. Pendidikan kesehatan pada penduduk perlu dilakukan untuk menunjang upaya pencegahan pencegahan penyebaran dan pemberantasan  askariasis

PENYAKIT ANGIOSTRONGILIASIS

            Penyakit ini disebabkan oleh angiostrongylus cantonensis, cacing yang secara alami hidup didalam paru tikus. Pada manusia cacing ini menyebabkan meningoensefalitis eosinofilik yang menimbulkan gejala-gejala radang selaput otak yang dapat menimbulkan kematian penderita. Cacing paru tikus ini tersebar  diseluruh dunia, terutama banyak dilaporkan dari daerah tropis dan subtropis.

Angiostrongylus cantonensis
              Cacing jantan mempunyai ukuran panjang sekitar 7.7 mm, sedangkan cacing betina panjangnya sekitar 12.8 mm. Larva cacing yang infektif untuk manusia, mempunyai ukuran 0.5 mm x 0.025 mm.
              Parasit dapat ditemukan di otak, sumsum tulang belakang dan rongga bola mata penderita. Didalam tubuh hospes definitif, yaitu berbagai jenis rodensia, cacing dewasa hidup didalam arteria pulmonalis.
              Didalam tubuh hospes alaminya, yaitu tikus dan berbagai jenis binatang mengerat (roden), cacing dewasa hidup didalam arteria pulmonalis di paru.

Gejala klinis angiostrongiliasis
               Cacing angiostrongylus cantonensis, dapat menimbulkan gejala meningoensefalitis eosinofilik pada manusia. Sesudah masa inkubasi yang berlangsung antara satu dan tiga minggu sejak tertelan larva infeksi cacing ini, gejala klinis meningoensefalitis terlihat. Adanya parasit didalam sumsum tulang akan menimbulkan gambaran gangguan sensorik pada ektrernis.
Pengobatan angiostrongiliasis
                Sampai sekarang belum ditemukan pengobatan yang spesifik dengan hasil memuaskan terhadap angiostrongiliasis. Pemberian obat cacing  jaringan misalnya trikinosis dan strongiloidosis antara lain tiabendazol, albendazol, levamisol, mebendazol atau invermectin, dapat dicoba. Selain itu dapat diberikan analgetik untuk mengurangi demam dan juga kortikosteroid untuk membantu mengurangi rasa sakit dan keluhan penderita.
Pencegahan angiostrongiliasis
            Penularan angiostrongiliasis dapat dicegah dengan memasak dengan sempurna moluska, siput, ketan dan ikan sebelum di makan untuk membunuh larva infektif. mencuci buah-buahan dan sayur-sayuran sebelum di makan juga akan mengurangi kemungkinan kontaminasi melalui lendir moluska yang tercemar larva infektif
             Pemberantasan tikus dan binatang mengerat lainnya disekitar rumah dan pemukiman penduduk harus dilakukan dengan teratur.





Minggu, 26 Februari 2012

Skabies

PENGERTIAN 
          Skabies adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei tungau (mite) berukuran  kecil yang hidup didalam kulit penderita. Tungau yang tersebar luas di seluruh dunia ini dapat ditulakan dari hewan ke manusia dan sebaliknya.
          Pada Sarcoptes scabiei, tungau ini berukuran antara 200-450 mikron, berbentuk lonjong, bagian dorsal konveks sedangkan bagian ventral pipih.

PENULARAN SKABIES
          Skabies ditularkan dari seorang penderita pada orang lain melalui kontak langsung yang erat, misalnya dari ibu ke anak bayinya, antara anggota keluarga, dan antara anak-anak penghuni panti asuhan yang tidur bersama-sama di satu tempat tidur.
          Anjing dan kucing penderita skabies yang hidup di dalam rumah dapat menjadi sumber penularan yang penting bagi keluarga yang memeliharanya.

DIAGNOSIS SKABIES
          Gejala klinis yang menjadi dasar diagnosis skabies adalah rasa gatal yang hebat, yang terutama terjadi pada malam hari. Lokasi kelainan kulit yang sering dijumpai adalah di daerah sela-sela jai tangan dan kaki, ketiak, daerah umbilikus, dan sekitar puting susu.
          Infeksi sekunder sering terjadi berupa radang kulit bernanah (piodermi). Kerokan kulit yang diperiksa di bawah mikroskop akan menunjukkan adanya parasit yang spesifik bentuknya.

PENGOBATAN SKABIES
          Parasit dapat diberantas dengan emulsi benzoas bensilikus 25% gamma bensen heksaklorida 1% atau monosulfiram 25%.
         Antibiotika diberikan jika terjadi infeksi sekunder oleh kuman, dan antihistamin diberikan untuk mengatasi gatal-gatal hebat yang dikeluhkan oleh pederita.


PENCEGAHAN SKABIES
          Penderita sebagai sumber infeksi harus diobati dengan sempurna. kontak dengan pederita, baik manusia maupun hewan harus dihindari. selain itu selalu menjaga kebersihan badan dengan mandi dua kali sehari dengan sabun secara teratur serta menjaga kebersihan, mencuci dan merendam dalam air mendidih alas tidur dan alas bantal yang digunakan penderita.

Jumat, 24 Februari 2012

PENYAKIT PEDIKULOSIS

            Pedikulasi disebabkan oleh ektroparasit yang hidup parasitik pada manusia yaitu famili pediculidae yang termasuk dalam ordo Anoplura. Tiga spesies penting yang hanya hidup parasitik pada adalah pediculus humanus capitis, P.humanus corposis dan phthirus pubis. ektoparasit ini tersebar luas diseluruh dunia terutama di daerah beriklim dingin yang penduduknya sering berpakaian tebal, jarang mandi dan kurang menjaga kebersihan badannya. Penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan langsung antar individu, atau melalui benda-benda pribadi yang digunakan bersama-sama, misalnya topi, pakaian dalam, dan sisir. phthirus pubis sering ditularkan melalui hubungan kelamin. Pada suhu 5 derajat celcius phthius pubis mampu hidup dua hari tanpa makan , sedang pediculus humanus dapat bertahan hidup sepuluh hari. pada suhu 40 derajat celcius semua parasit dewasa spesies tersebut akan mati, tetapi telurnya masih dapat hidup selama 15 menit  pada suhu 60 derajat celcius.
             Morfologi. Anoplura mempunyai 3 pasang kaki yang ujungnya berkait untuk melekatkan diri pada rambut hospes. dibelakangnya antena yang terdiri dari 5 segmen terdapat satu pasang mata yang kecil ukurannya. Telur parasit yang berwarna putih dan berbentuk lonjong ini mempunyai penutup telur (operkulum). Telur juga berperekat sehingga telur mampu melekat erat pada rambut. Dalam satu hari, seekor betina bertelur sebanyak 6 sampai 9 butir.
              Pediculus humanus bentuk tubuhnya memanjang, dengan batas ruas yang jelas, dengan ujung posterior meruncing. pediculus humanus capitis bentuk ttubuhnya sangat mirip dengan P.humanus corporis sehingga sukar dibedakan, kecuali dari ukuran panjang badannya.Pedicullus humanus corporis panjang badannya antara 2-4 mm, P.humanus capitis antara 1-4 mm. Bentuk kepala pedicullus humanus ovoid dan bersudut, sedang semua kakinya berukuran sama besar.
               Phthirus pubis yang bentuk tubuhnya bulat seperti kura-kura, ukuran panjang tubuhnya antara 0.8 sampai 1.2 mm, dengan kepala yang berbentuk segi empat. Ruas-ruas abdomen parasit ini tidak jelas batasnya. Ciri khas laki-laki phthirus pubis adalah pasangan kaki pertama lebih kecil dari pada pasangan kaki kedua dan ketiga.

Gejala klinis  dan diagnosis pedikulosis
                 Infestasi anoplura pada manusia disebut pedikulosis. gigitan parasit menimbulkan iritasi kulit yang terjadi akibat liur dikeluarkan pada waktu menghisap darah mangsanya. Iritasi kulit dapat terjadi berlangsung selama beberapa hari. Akibat gigitan parasit terbentuk papul berwarna merah yang terasa sangat gatal. Kulit membengkak dan berair. Infestasi berulang menyebkan terjadinya pengerasan kulit disertai pigmentasi. Keadaan ini disebut morbus errorum atau vagabond's disease. Jika akibat garukan terjadi infeksi sekunder, akan timbul pustula, krusta atau proses penanahan. Penderita dapat terganggu tidurnya dan menglami depresi mental.
                  Diagnosis pedikulosis diarahkan jika klinis terjadi rasa gatal disertai bekas garukan, dan diagnosis pasti dapat ditegakan jika ditemukan parasit dewasa atau telurnya.

Pengobatan dan pencegahan pedikulosis
                   Pengobatan pedikulosis ditunjukan untuk mengobati rasa gatal dan terhadap parasitnya dapat diberikan insektisida atau benzoas benzylicus emulsion.
1. Pediculus humanus corporris
2. Pediculus hominis capitis
3. phthirus pubis
                  Mengobati penderita dengan baik akan mencegah penularan pedikulosis oleh penderita yang menjadi sumber infeksi. Selain itu harus dihindari kontak langsung dengan penderita, bila perlu penderita diisolasi, misalnya pada penderita skabies.

Penyakit yang ditularkan oleh anoplura
                  Hanya pediculus humanus corporis yang dapat menjadi vektor penular penyakit:
1. Epidemic thyphus (typus fever)
2. pidemic relapsing fever
3. ternch fever  

PENYAKIT AKARIASIS

            Akariasis adalah infestasi oleh artropoda, yaitu caplak (ticks) dan tungau (mites) yang dapat menimbulkan kelainan lokal maupun gangguan sistemik.
            Caplak (ticks). Caplak termasuk ordo Acarina yang tubuhnya terdiri dari segmen abdomen dan segmen sefalotorak yang telah mengalami fusi menjadi satu sehingga bentuk badannya mirip kantung. Caplak dapat dilhat dengan mata tanpa alat pembesar, kulit badannya tebal tidak tembus sinar. mulut ticks mudah dilihat dengan sejumlah gigi untuk menggigit.
             Ticks dewasa dan stadium nimfa mempunyai 4 pasang kaki, sedangkan larva hanya mempunyai 3 pasang kaki..
             Tungau (mites). Morfologi tungau mirip caplak, namun ukurannya sangat kecil sehingga baru dapat dilihat mata dengan bantuan alat pembesar atau mikroskop. Biasanya tungau mempunyai rambut badan yang panjang, kulit yang tembus sinar, dan mulut sukar terlihat yang umumnya tidak bergigi.
 
Gejala klinis akariasis
              Akibat gigitan ticks penderita dapat mengalami kelumpuhan saraf (tick paralysis), kelainan kulit dan anemia (yang hanya terjadi pada hewan). kelumpuhan saraf pada penderita manusia umumnya terjadi pada anak berumur dibawah 10 tahun, sedangkan gangguan kulit dapat terjadi akibat gigitan caplak dan tungau atau infestasi oleh tungau (misalnya skabies).
               Tungau dapat menular dari hewan ke manusia, misalnya skabies anjing, kucing dan sapi dapat menular kemanusia melalui kontak langsung dengan hewan yang sakit.

Pengobatan dan pencegahan akariasis
               Jika terjadi gigitan caplak, maka caplak harus dilepaskan pelan-pelan dan hati-hati, dengan menetasi badan ticks dengan bahan iritan misalnya eter, jodium, kloroform atau benzena. Caplak dan tungau dapat diberantas dengan insektisida yang sesuai, sedangkan skabies obati dengan salep belerang atau emulsi benzoas benzilikus.
                Untuk mencegah penularan akariasis, caplak dan tungau harus diberantas dari lingkungan pemukimman manusia dengan menggunakan insektisida. kontak dengan hewan penderita akariasis harus dihindari dan hewan sakit harus diobati. lingkungan hidup harus dijaga kebersihannya agar tidak menjadi tempat hidup caplak dan tungau.

Senin, 20 Februari 2012

PENYAKIT KRIPTOKOKOSIS

            Kriptokokosis adalah penyakit opotunis sistemik yang disebabkan oleh ragi Cryptococcus neoformans yang dapat menimbulkan kelainan pada kulit, paru dan meningtis.

Cryptococcus neoformans
           Ragi yang banyak ditemukan ditanah dan didalam tinja kering burung merpati ini pada pemeriksaan mikroskopis memiliki kapsul yang besar. Pada medium agar Glukosa Sabouraud tumbuh koloni ragi yang berwarna kuning tua yang tumbuh cepat pada temperatur 37 derajat celcius

Penyebaran kriptokokosis
            Pada manusia infeksi terjadi melalui saluran nafas yang dapat menyembuh dengan sendirianya (self limiting infection). Penderita imunodefiensi seluler, misalnya penderita kanker darah, penderita penyakit hodgin, penderita HIV atau penderita yang sedang menjalani terapi jangka panjang dengan kortikosteroid, yang terinfeksi C. neoforman akan mengalami kelainan paru yang progresif dan kemudian menyebar dan menimbulkan gangguan sistemik. sesudah itu kelainan sistem saraf pusat dapat terjadi menimbulkan gejala meningtis subakut atau kronis.

pengobatan dan pencegahan kriptokokosis
            Kriptokokosis dapat terjadi diobati dengan hasil memuaskan menggunakan Amfoterisin B secara intravenus, dikombinasikan dengan flusitosine peroral atau intravenus.
            Menjaga kebersihan kandang unggas dan mencegah pencemaran udara dari tinja unggas terutama tinja burung merpati, dapat mencegah penularan kriptokokosis.

PENYAKIT KANDIDIASIS

            Kandidiasis atau moniliasis disebut juga secara umum sebagai thrush, disebabkan oleh jamur Candida albicans. Jamur menjadi patogen jika daya tahan tubuh penderita menurun.

Candida albicans
       Jamur ini secara alami dapat ditemukan dirongga mulut dan alat pencernaan manusia, unggas dan mamalia. Candida albicans mempunyai pseudohifa berbentuk lonjong bertunas, berukuran 2x6 mikron, bersifat gram positif. Biakan pada medium agar sabouraud koloni jamur tumbuh berwarna kuning, berbau seperti ragi.


penyebab kandidiasis
      Orang yang mempunyai resiko terinfeksi jamur kandida adalah yang daya tubuh tubuhnya rendah, misalnya perempuan hamil yang menderita vaginitis, orang tua lanjut usia, penderita malnutrisi, serta bayi yang ibunya menderita kandidiasis. Serta itu penderita diabetes dan penderita dalam pengobatan antibiotika jangka panjang mudah terserang kandidiasis

Gejala klinis kandidiasis
           Berdasarkan atas jaringan yang terserang, kandidiasis dikelompokan menjadi kandidiasis membrana mukosa, kandidiasis bronkopulmoner, kandidiasis gastrointestinal, kandidiasis urogenital dan kandidiasis kulit.
            Komplikasi terjadi jika kandidiasis menyebar ke organ-organ (disseminated candidiasis), menimbulkan mikroabses di ginjal, jantung, selaput dan jaringan otak, serta sumsum tulang. kerusakan pada paru menimbulkan bronkiektasi.


Pengobatan kandidiasis
       Kandidiasis sistemik    
 Pada umumnya diberikan ketokonazol oral, sedangkan kandidiasis endokarditis harus dilakukan pembedahan disertai pemberian amfoterisin B dan flusitosin. Penderita kandidiasis meningtis diobati dengan amfoterisin B secara intratekal, sedangkan penderita peritonitis harus dilakukan pembedahan disertai pemberian obat antijamur lokal pada peritoneum. Kandidiasis sistitis diobati dengan memberikan nistatin lokal atau amfoterisin B melalui pencucian kandung kemih (bladder lavage), sedangkan kandidiasis pielonefritis diobati  dengan amfoterisin B atau 5-flusitosin secara intravena.
       Kandidiasis mukokutan, infeksi ringan dan kandidiasis mulut diobati dengan pengobatan lokal nistatin, gentian violet, amfoterisin B, mikonazol atau klotrimazol.

Pencegahan kandidiasis
     Penderita dengan gangguan sistem imun yang mendapatkan pengobatan antibiotika jangka panjang sebaiknya diberi juga obat antijamur. Bayi baru lahir hendaknya diamati kemungkinan terinfeksi kandidiasis dari ibu yang melahirkannya.
      Memperbaiki sanitasi perorangan dan lingkungan dapat membantu mencegah penyebaran kandidiasis.

PENYAKIT HISTOPLASMOSIS

            Penyakit jamur yang menyerang organ-organ viseral yang gejalanya mirip tuberkulosis ini banyak dijumpai di daerah tropis amerika dan afrika. Penyebabnya adalah histoplasma capsulatum atau histoplasma duboisii.


Hiptoplasma
        Jamur yang berbentuk sel lonjong ini bertunas dengan satu inti. Biakan pada medium agar sabouraud yang dieramkan pada suhu kamar menumbuhkan koloni jamur mirip kapas berwarna putih kecoklatan. Konidia berbentuk sferis, berdinding tebal, berukuran 8-14 mikron, mempunyai tonjolan berbentuk jari atau mempunyai mikrokonidia kecil berukuran 2-4 mikron.

Penyebaran hiptoplasmamosis
         Jamur mudah tumbuh dan berkembang biak ditanah yang tercampur tinja burung dan ayam atau guano kotoran kelelawar. infeksi melalui udara akan menimbulkan lesi primer di paru-paru, yang dapat menyebar ke organ-organ viseral lainnya secara hematogen jika jaringan paru mengalami kerusakan. Penularan dari manusia ke manusia lainnya biasanya terjadi secara tidak langsung.

          Didaerah endemis, hewan-hewan misalnya anjing dan rodensia banyak yang terinfeksi jamur ini sehingga dapat menjadi sumber penularan histoplasmosis bagi manusia.

  Gejala klinis dan diagnosis hitoplasmosis
            Sebagian besar penderita hitoplasmosis tidak menunjukan gejala klinis atau keluhan yang nyata. hanya jika terjadi infeksi melalui pernafasan dalam jumlah besar akan menimbulkan gejala klinis pneumonia. Pada penyebaran jamur keberbagai organ visera, terutama ke organ sistem retikuloendotel penderita dapat menderita demam tinggi, limfadenopati, splenomegali, hepatomegali, anemia, ulkus hidung, mulut, lidah dan usus, dan dapat menimbbulkan kematian penderita. Penyebaran luas ke organ-organ viseral ini terjadi pada bayi, orang lanjut usia dan penderita yang mengalami imunosupresi.
            Diagnosis pasti ditetapkan jika melalui pemeriksaan mikroskopis dapat ditemukan jamur penyebabnya didalam dahak, darah, urine atau lesi jaringan misalnya sumsum tulang, kulit atau kelenjar getah bening. pemeriksaan uji kulit histoplasmin, dan penentuan diagnosis serologi dapat membantu menegakkan diagnosis histoplasmosis.

Pengobatan dan  pencegahan histoplasmosis
       Histoplasmosis berat diobati dengan amfoterisin B selama 10-12 minggu. Selain itu dapat diberikan ketokanazol. Histoplasmosis primer pada pau harus juga diberikan pengobatan suportif dan istirahat yang cukup.
       Penyemprotan larutan formalin pada tanah dapat merusak jamur histoplasma yang berada di permmukaan tanah. kontak dengan konidia jamur harus dihindari dan tidak bermukim di daerah endemis jamur ini.















Minggu, 19 Februari 2012

PENYAKIT TRIKOMONIASIS VAGINALIS

            Trikomoniasis yang disebabkan trichomonas vaginalis penyebarannya luas diseluruh dunia (kosmopolit) terutama banyak dijumpai pada wanita, namun dapat juga diderita orang laki-laki. parasit ini dapat ditemukan pada alat genetalia maupun saluran kencing wanita dan laki-laki.

patogenesis dan gejala klinis 
             Trikomoniasis pada penderita perempuan dapat dijumpai dalam bentuk vaginitis, uretritis, vulvitis, dan servisitis. pada pria, infeksi dapat terjadi pada prostat, vesikel seminal, uretra. Derajat infeksi trikomoniasis umumnya ringan, berupa pelunakan, keradangan dan erosi permukaan selaput lendir, yang tertutup cairan berwarna kuning dan berbuih.
              Pada perempuan gejala klinis berupa terbentuknya cairan vagina (fluor albus), gatal dan panas didalam vagina dan daerah sekitarnya. Pada penderita pria, keluhan sangat  sedikit, dan hanya 10 persen yang mengalami gejala klinis berupa keluarnya cairan putih dari uretra.
               Penularan parasit ini terjadi melalui kontak langsung, misalnya karena menggunakan bersama handuk, alat-alat toilet atau barang lainnya. Penularan pada bayi dari ibu melalui jalan lahir dapat terjadi pada waktu proses persalinan.

pengobatan dan pencegahan trikomoniasis
              Metronidazol, tinidazol, seknidazol, nimorazol dan ornidazol merupakan obat anti trikomoniasis yang diberikan sebagai dosis tunggal dengan hasil yang memuaskan. Cara pemberian dan dosis obat-obat tersebut adalah sebagai berikut :
               Mengobati penderita dengan baik, menjaga kebersihan pribadi, dan tidak memakai bersama alat-alat toilet, dapat mencegah penularan parasit ini.

TOKSOPLASMAMOSIS

              Penyakit zoonosis ini disebabkan oleh toxoplasma gondii menyebabkan penyakit toksoplasmamosis pada manusia dan hewan. Parasit dapat menimbulkan radang pada kulit, kelenjar betah gening, jantung, paru, mata, otak dan selaput otak. Protozoa ini hidup intraseluler didalam sel-sel system retikulo-endotel dan sel parenkim manusia maupun hewan mamalia dan unggas terutama kucing.
               Penyebaran toksoplasmamosis bersifat kosmopolit di seluruh dunia..

Patogenesis dan gejala klinis 
               penyebaran parasit melalui aliran darah dapat mencapai berbagai organ,, misalnya otak, sumsum tulang belakang, mata, paru, limfe, otot jantung dan otot rangka.
               Pada orang dewasa, gejala klinik toksoplasmamosis tidak jelas dan tidak ada keluhan penderita. Gejala Toksoplasmamosis yang jelas terjadi pada penderita yang menderita toksoplasmamosis kongenital karena luasnya kerusakan organ dan sistem saraf penderita (bayi dan anak). Pada anak dan bayi yang terinfeksi ibu hamil pada trimester terakhir akan terjadi ensefalomielitis, klasifikasi serebral, korioretinitis, hidrdosefalus atau mikrosefalus. Kelainan pada sistem limfatik yang umumnya menyerang anak berusia 5-15 tahun, akan menyebabkan terjadinya demam disertai limfadenitis
               Kelainan pada kulit menimbulkan ruam makulopapuler mirip demam tifus, sedangkan pada paru dapat terjadi pneumonia interstitial. pada jantung dapat terjadi miokarditis dan hati serta limpa dapat membesar.

Pengobatan toksoplasmamosis
              Infeksi antiparasit sebaiknya diberikan dalam bentuk kombinasi yaitu pirimetamin dengan sulfadiasin. Selain obat kombinasi tersebut toksoplasmamosis dapat diobati dengan spiramisin selama 3 sampai 4 minggu. Jika terjadi toksoplasmamosis mata, dapat diberikan prednisolon, vitamin B compleks dan asam folat sebagai penunjang
Pencegahan toksoplasmamosis
              Infeksi toxoplasma gondii dapat dicegah dengan selalu memasak makanan dam minuman, menghindari kontak langsung dengan daginng atau jaringan hewan yang sedang diproses, misalnya ditempat pemotongan hewan dan penjual daging. Lingkungan hidup dijaga  kebersihannya, terbebas dari pencemaran tinja kucing atau hewan lainnya. Penderita terutama perempuan yang dalam keaadan hamil atau menunjukan IgM positif harus diobati dengan baik. Hewan-hewan penderita toksoplasmamosis juga harus segera diobati atau dimusnahkan.


PNEUMONIA ATIPIK

           Penyakit infeksi yang disebut juga sebagai interstitial plasmacellulair pneumo disebabkan oleh pneumocystis carinii yang bersifat zoonotik..

pneumocystis carinii
            bentuk parasit bulat atau lonjong mirip kista, berukuran 1 sampai 2 mikron, mempunyai 8 badan berinti satu (uninucleated bodies)

pengobatan dan pencegahan
           Pneumonia atipik diobati dengan pentamidin intramuskuler yang diberikan selama 14 hari. selain itu dapat diberikan selama 14 hari. Selain itu dapat diberikan kina, emetin, atau trimetroprim-sulfa metoksasol. Untuk menunjang pengobatan dapat diberikan antibiotika, oksigen, dan perbaikan gizi penderita.
kortikosteroid merupakan kontraindikasi.
            untuk mencegah penyebaran parasit ini, memasak semua makanan dan memperbaiki lingkungan hidup harus dilakukan.

PENYAKIT MALARIA

Malaria adalah penyakit infeksi menular yang masih menjadi masalah kesehatan dunia. lebih dari satu milliar orang hidup didaerah endemis malaria, terutama di daerah tropis yang terletak antara 40 derajat lintang selatan dan 60 derajat lintang utara. Setiap tahun sekitar 2,5 juta orang meninggal dunia, terutama anak-anak berumur lima tahun.
 
Gejala klinis malaria
           Masa inkubasi setiap jenis malaria berbeda-beda. Pada malaria vivax dan malaria ovale inkubasi berlangsung antara 10 sampai 17 hari, pada malaria falciparum antara 8 sampai 12 hari dan pada malaria malariae, masa inkubasi berlangsung antara 21 dan 40 hari.
            Malaria menunjukan gejala-gejala yang khas, yaitu:
        - Demam berulang yang terdiri dari tiga stadium: kedinginan (rigor) yang berlangsung  antara 20 menit sampai 1 jam, stadium panas badan (1-4 jam) dan stadium berkeringat banyak (2-3 jam).
        - Splenomegali
        - Anemia yang disertai malaise.

pengobatan malaria
             Obat anti malaria dapat dikelompokkan atas dua golongan, yaitu alkaloida alami, misalnya kina dan antimalaria sintetik.
              Obat antimalaria sintetik adalah 9-aminoakridin (mepakrin) misalnya atabrin, kuinakrin, 4-aminokuinolin (pamakuin, primakuin), biguanid (proguanil, klorproguanil) dan pirimidin (pirimetamin). Obat antimalaria dapat diberikan dalam bentuk kombinasi pirimetamin dan sulfadoksin yang dipasarkan sebagai fansidar.
               Kina. Alkaloida alami ini dapat diberikan bersama-sama dengan primakuin untuk mengobati malaria kambuh, malaria yang akut dan berat (diberikan intravena) atau untuk mengobati malaria falciparum yang sudah resisten terhadap klorokuin.
               Kekebalan (resistensi) terhadap obat antimalaria. salah satu kendala dalam memberantas dan mengendalikan malaria adalah terjadinya kekebalan parasit malaria terhadap obat-obat anti malaria yang digunakan.
               Suatu spesies plasmodium dinyatakan masih peka (sensitif) terhadap obat anti malaria tertentu, jika dalam waktu 7 hari pengobatan, parasitemi bentuk aseksual telah menghilang tanpa diikuti kekambuhan (rekrudesensi). parasit yang masih sensitif ini dinyatakan sensitif (S).
               Jika telah terjadi resistensi parasit terhadap obat anti malaria lainnya, sedangkan pengendalian malaria dilakukan dengan meningkatkan pemberantasan vektor malaria yaitu nyamuk Anopheles.

Pencegahan malaria
               pencegahan malaria dilakukan terhadap perorangan maupun pada masyarakat, yaitu:
 
         - mengobati penderita dan penduduk yang peka, yang berdiam didaerah endemik.
         - mengobati karier malaria menggunakan primakum, karena mampu memberantas bentuk gametosit. Namun penggunaan obat ini tidak boleh dilakukan secara masal karena mempunyai efek samping.
          - pengobatan pencegahan pada orang yang akan masuk kedaerah endemis malaria
          - memberantas nyamuk Anopheles  menjadi vektor penularnya dengan menggunakan insektisida yang sesuai dan memusnahkan sarang-sarang nyamuk Anopheles.
          -menghindarkan diri dari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu jika tidur, atau menggunakan repellen yang diusapkan malam hari pada kulit badan jika berada diluar rumah pada malam hari.