Kamis, 19 Desember 2013

PENYAKIT DENGUE

           Demam dengue dan demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang tersebar luas diseluruh dunia terutama didaerah tropis. Penderitanya terutama anak-anak berusia dibawah 15 tahun tetapi sekarang banyak juga orang dewasa terserang penyakit virus ini. sumber penularan utama adalah manusia dan primata, sedang penularannya adalah nyamuk Aedes.

- Virus Dengue
           Virus penyebab demam dengue adalah virus dengue genus flavivirus yang termasuk Arbovirus (Arthropod Borne Virus) grup B. Virion Virus mempunyai ukuran 40nm. secara serologis terdapat 4 tipe virus dengue, yaitu virus dengue tipe 1, tipe 2, tipe 3, tipe 4. Virus dapat berkembang biak pada berbagai macam kultur jaringan, misalnya sel mamalia BHK (Baby Hamster kidney cell) dan sel artropoda, misalnya Aedes albopictus cell.
- Gejala Klinis Infeksi Virus Dengue
          Masa inkubasi demam dengue pada manusia berlangsung sekitar 4-5 hari. Gejala awal demam dongue yang berlangsung 1-5 hari, tidak spesifik berupa demam ringan, sakit kepala, dan malaise. Demam yang terjadi mendadak dalam waktu 2-7 hari turun menjadi suhu normal. Gejala klinis lain yang dapat terjadi berupa anoreksia, nyeri punggung,nyeri tulang dan sendi
          Demam berdarah dengue (DBD), manifestasi DBD berupa pendarahan umumnya timbul pada hari kedua terjadinya demam pendarahan pada kulit mudah dilihat jika dilaksanakan uji turniket. Pendarahan juga mudah terjadi pada waktu dilakukan fungsi vena. Bentuk pendarahan dapat berupa petekia, purpura, epistaksis, dan kadang-kadang juga terjadi pendarahan gusi, hematemesis, dan melena. keluhan nyeri perut yang hebat menunjukan akan terjadinya pendarahan gastrointestinal dan syok pada awal terjadinya demam, penderita menujukan adanya hepatomegali yang biasanya diikuti syok yang terjadi pada ke 3 sejak sakitnya penderita. Pada pemeriksaan darah penderitaan gambaran darah menunjukan trambosit yang rendah (kurang dari 100000/ml) hematokrit lebih dari 20% pada pemeriksaan kedua, dan kadar hemoglobin sabli lebih dari 20%.
          Pemeriksaan serologi, misalnya uji fiksasi komplemen, uji inhirbisi aglutinasi dan uji netralisasi mendukung tegaknya diagnosis demam dengue dan demam berdarah dengue.
          Isolasi virus dengue dari darah penderita dilakukan dengan melakukan pembiakan pada kultur jaringan, misalnya BHK cell culture.
- Penanganan dengue DBD
          Belum ada obat antivirus untuk memberantas virus dengue. Penderita DBD diatasi perdarahan dan syoknya, daya tahan tubuh ditingkatkan, dan pengobatan simtomatis diberikan untuk meringankan keluhan penderita.
- Pencegahan penularan virus dengue
          Memberantas nyamuk aedes merupakan cara terbaik mencegah penyebaran virus dengue. Pemberantasan nyamuk dewasa maupun larva nyamuk harus dilakukan bersama dengan pemusnahan sarang nyamuk. Selain itu repellen dapat digunakan untuk mencegah gigitan nyamuk.

PENYAKIT DIFTERI

                 Penyakit difteri termasuk penyakit menular yang sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kematian, terutama pada anak-anak penyebabnya adalah kuman corynebacterium diphteriae yang dapat menyebabkan/menghasilkan eksotoksin yang menimbulkan miokarditis dan neuropati, menyerang sistem pernapasan, membrana mukosa maupun kulit.
- Marfologi kuman difteri
                C. dipthereriae termasuk kuman bersifat gram positif, tidak bergerak, bentuknya mirip tongkat pemukul, dan tidak membentuk spora. Pada pewarnaan atas hapusan kuman, bakteri tersusun saling menyudut, mirip gambaran hurup kanji (cina)
- Penularan penyakit difteri dari penderita terjadi secara langsung melalui titik ludah, maupun secara tidak langsung melalui sapu tangan dan berbagai benda lain yang tercemar ludah penderita. Penularan melalui air susu dan debu dapat juga terjadi. Manusia merupakan salah satunya sumber infeksi dipteri bagi manusia lainnya.
- Diagnosis difteri 
1. Difteri tonsiler                   3. Difteri laring
2. Difteri nasofaring               4. Difteri toksik
- Pengobatan difteri 
                Penderita harus diberi pengobatan demam antitoksin dengan dosis:
- infeksi ringan (difteri laring atau awal difteri faring) 2000-4000 unit 
- infeksi sedang (difteri nasofaring) 40000-60000 unit
- infeksi berat (dan infeksi lebih dari 3 bulan) 80000-100000 unit
                 Antibiotika untuk menunjang pengobatan dengan antitoksin darat diberikan ampicilin (4x500mg/hari), amoksisilin (3x250-500mg/hari) atau eritromisin (dosis dewasa 4x500mg/hari, dosis anak-anak 30-50mg/kg berat badan/hari terbagi dalam 4 dosis) antibiotik diberikan selama 7-10 hari
- perawatan: Penderita harus diisolasi dan dirawat dengan intensif dehidrasi harus diatasi, dan terhadap komplikasi sistem saraf dan sumbatan jalan napas, membran dapat dikeluarkan dengan laringoskopi atau bronkoskopi.
- Pencegahan
             Imunisasi aktif vaksinasi atau imunisasi aktif menggunakan toksoid cairan atau alum-precipitated toxoid merupakan tindakan pencegahan yang terbaik. tahapan imunisasi aktif dilaksanakan sebagai berikut.
1. Imunisasi pertama diberikan pada sebelum anak berumur satu tahun .
2. Imunisasi kedua diberikan dua tahun sesudah vaksinasi pertama.
3. Imunisasi ketiga diberikan pada waktu anak mulai sekolah
               Imunisasi pasif (hanya memberikan perlindungan 2-3 minggu) diberikan terbatas pada orang yang rawan tertular difteri, misalnya perawatan penderita, karena adanya kemungkinan timbulnya reaksianafilaktif.