Senin, 09 November 2015

TUGAS BAB 5 dan BAB 6


3. KUESIONER I
“ MENYANGKUT POLUSI UDARA YANG TERPAPAR AKTIVITAS BONGKAR MUAT BATUBARA DI PT. PELINDO II (PERSERO) “

1.    BEBERAPA BULAN TERAKHIR MASYARAKAT KEBON SYARIF DIBUAT RESAH DENGAN BANYAKNYA DEBU BATUBAR YANG DISEBABKAN ADANYA BONGKAR MUAT BATUBARA DI PELABUHAN. DENGAN KEJADIAN INI APA SIH YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN OLEH MASYARAKAT KEBON SYARIF DAN BAGAIMANA CARA MASYARAKAT KEBON SYARIF UNTUK MENGANTISIPASI ?
          ..........................................................................................................................................
          ..........................................................................................................................................
          ..........................................................................................................................................
          ..........................................................................................................................................

2.    DARI PILIHAN DI BAWAH INI MANA SAJAKAH KEGIATAN YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENJAJGA KESEHATAN DARI  POLUSI UDARA DEBU BATUBARA ?
       o    MENYAPU LANTAI                                     o    SELALU MEMAKAI MASKER
o    MENUTUP SELURUH VENTILSI UDARA     o    LAINNYA  ............................................

4. KUESIONER II
“ HARUSKAH PARA PELAJAR MENGIKUTI BELA NEGARA MENGENAI MASIH SERINGNYA TERJADINYA TAWURAN ANTAR PELAJAR “
    
     1.    MENURUT ANDA SETUJUKAH PARA PELAJAR DI WAJIBKAN UNTUK MENGIKUTI KEGIATAN BELA NEGARA ?
            o    IYA                                            o    TIDAK
     2.    DENGAN MARAKNYA TAWURAN ANTAR PELAJAR, BERIKN OPINI ANDA PANTASKAH KEGIATAN BELA NEGARA ITU DIADAKAN DI SETIAP DAERAH UNTUK USIA PELAJAR DAN MENURUT ANDA KEGIATAN APA SAJA YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN PIHAK SEKOLAH UNTUK MENGURANGI TAWURAN ANTAR PELAJAR ?
              ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
              ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
              ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

              --------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 

Sabtu, 07 November 2015

BAB 2 TINJAUAN PENGEMBANGAN UMUM

BAB 2
TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN SISTEM

1.  Perlunya Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem lama secara keseluruan atau memperbiki sistem yang telah ada.
Sistem lama perlu diperbaiki atau diganti karena beberapa hal :
1)      Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul dari sistem lama, misalnya:
a.    Ketidakberesan
Ketidakberesan dalam sistem lama menyebabkan sistem lama tidak beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.

b.    Pertumbuhan organisasi
Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi.

2)      Untuk meraih kesempatan-kesempatan
Organisasi mulai merassakan kebutuhan sistem informasi sehingga dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen.

3)      Adanya intruksi
Penyusunan sistem baru karena adanya instrusi-instruksi dari atasan atau luar organisasi misalnya aturan pemerintah. Dengan adanya pengembangan sistem dari yang lama ke baru diharapkan terjadi peningkatan-peningkatan sistem yang baru antara lain :
Ø  Performance (kinerja), kinerja sistem beru lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu. Respon time adalah rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.
Ø  Information (informasi), peningkatan kualitas informasi yang disajikan.
Ø  Economy (ekonomi), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau keuntungan - keuntungan atau penurunan biaya yang terjadi.
Ø  Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan yang akan terjadi.
Ø  Efficiency, peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda dengan ekonomis, ekonomis berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan, efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumberdaya tersebut digunakan dengan pemborosan yang minimum.
Ø  Service (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.

1. Tujuan Pengembangan Suatu Sistem
a.      Memecahkan permasalahan-permasalahan
b.      Meraih kesempatan-kesempatan
c.      Memenuhi instruksi yang diberikan

2. Harapan Setelah Pengembangan Sistem Baru
Ø  Perfomance (kinerja)
Peningkatan terhadap kinerja system yang baru menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput (jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu) dan response time (rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi).

Ø  Information
Peningkatan kualitas informasi yang didapatkan

Ø  Ekonomis
Peningkatan terhadap manfaat - manfaat, keuntungan - keuntungan atau penurunan - penurunan biaya yang terjadi.

Ø  Efisiensi
Peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi dapat diukur dari outputnya dibagi dengan inpitnya.

Ø  Servis (pelayana)
Peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh system.

3. Prinsip Pengembangan Sistem
Prinsip-prinsip pengembangan sistem antara lain :

1)  Sistem yang dikembangkan adalah untuk menajemen informasi dari sistem yang digunakan oleh manajemen, sehingga dapat mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen.

2)  Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar, setiap investasi harus mempertimbangkan :
·      Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi
·      Investasi yang terbaik harus bernilai atau menguntungkan.

3)  Sistem yang dikembangkan memerlukan orang terdidik
Manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu system, baik dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu diperlukan orang yang terdidik yang menggunakan system ini disamping itu orang ini dapat memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi.

4)  Tahapan dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan.
Siklus atau daur hidup pengembangan system (System Development Life Cycle atau SDLC) umumnya menunjukkan tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas kerja yang harus dilakukan
.
5)  Proses pengembangan sistem tidak harus urut.(bersama-sama).
Disini dimaksud adalah langkah-langkah dapat dilakukan secara bersamaan.

6)  Jangan takut membatalkan proyek.
Proyek yang sudah tidak layak lagi, maka proyek tersebut harus dihentikan atau dibatalkan karena apabila proyek ini diteruskan maka akan membuang dana saja.

7)  Dokumentasi harus ada untuk pedoman pengembangan sistem.
Kegagalan membuat dokumentasi kerja adalah kesalahan kritis yang dibuat analis system. Dokumentasi ini dibuat pada waktu proses dari pengembangan system, karena dokumentasi ini dapat dihasilkan dari hasil kerja tiap-tiap langkah dari pengembangan system. Dokumentasi ini nantinya digunakan bahan komunikasi antara analis system dengan pemakai system dan dapat digunakan untuk mendorong keterlibatan pemakai system


4. Tahapan Pengembangan Sistem

1)      Perencanaan Sistem
Adanya intruksi dari top manajer kepada bawahan bahwa perusahaan tersebut perlu dilakukan pengembangan sistem. Di dalam perencanaan sistem perlu direncanakan terlebihh dahulu mengenai :
a.      Berapa besar dana yang dibutuhkan untuk mengembngkan sistem.
b.      Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem.
c.      Sudah siapkah personil – personil yang terlibat dalam pengembangan sistem tersebut,

2)      Analisis Sistem
Mengevaluasi permasalahan – permasalahan, hambatan – hambatan yang terjadi dan kebutuhan – kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan – perbaikan.

3)      Desain Sistem Secara Umum
Tujuan untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru

4)      Desain Sistem Secara Terinci
Tujuan untuk memberikan gambaran secara terperinci kepada user tentang sistem yang baru

5)      Seleksi Sistem
Menyeleksi penggunaan software maupun hardware di dalam penerapan sistem baru

6)      Implementasi Sistem
Menerapkan sistem informasi di dalam satu organisasi atau perusahaan.

7)      Perawatan Sistem
Tujuannya adalah untuk menjaga agar system informasi dapat digunakan dalam orginasasi tersebut dalam jangka waktu yang cukup lama.

1. Metodologi Pengembangan Sistem
Metodologi Pengembangan Sistem adalah metode - metode, prosedur - prosedur, konsep - konsep pekerjaan, aturan - aturan yang akan digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan ini.
Metode adalah suatu cara/teknik sistematis untuk mengerjakan sesuatu. Urut - urutan prosedur untuk penyelesaian masalah ini dikenal dengan istilah algoritma. Metodologi pengembangan sistem yang akan digunakan dalam hal ini adalah pendekatan terstruktur.
Pendekatan terstruktur mengenalkan penggunaan alat - alat dan teknik - teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur. Tujuan pendekatan terstruktur adalah agar pada akhir pengembangan perangkat lunak dapat memenuhi kebutuhan user, dilakukan tepat waktu, tidak melampaui anggaran biaya, mudah dipergunakan, mudah dipahami dan mudah dirawat.

  1. Metode System Development Life Cycle (SDLC) 
Model SDLC  atau Sekuensial Linier sering disebut juga Model Air Terjun. Model ini mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekunsial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan
Model ini disusun bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan, satu sebelum yang lainnya. Model ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah software dalam skala besar dan yang akan dipakai dalam waktu yang lama. Sangat cocok untuk pengembangan sistem yang besar. Tidak sesuai atau tidak terlalu disarankan untuk small scale project karena:
v  Resource intensive
v  Tidak fleksibel
v  Sulit untuk aplikasi dengan perubahan cara pengambilan keputusan yang cepat

Ø    Tahapan - Tahapan (SDLC) :
1)         FASE PERENCANAAN SISTEM
Dalam tahapan ini dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi. Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan. Penyediaan sumber daya baru dan penyediaan dana untuk pengembangan sistem. Rencana kerja yang matang juga disusun untuk menjalankan tahapan-tahapan lainnya. Hasil dari tahapan ini adalah : Langkah-langkah detail rencana kerja dan penugasan untuk anggota tim.

2)         FASE ANALISIS SISTEM
v  Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal-balik yang terkait dalam pengembangan system: definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala system, ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi.
v  Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan analisis sistem.
v   Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
v  Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk mengembangkan suatu sistem baru.
v   Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.

v  Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
v  Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui,tim proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan sampai semua peserta setuju.

1)         FASE PERANCANGAN SISTEM SECARA UMUM
v   Dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.
v  Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.

2)         FASE EVALUASI DAN SELEKSI SISTEM
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek system dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.
Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.
1)         FASE PERANCANGAN SISTEM SECARA DETAIL
Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.
Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk mengubah input menjadi output. Transaksi - transaksi dicatat dan dimasukkan secara online atau batch. Macam - macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan pesonel operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan.
Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali yang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error ditentukan.
Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya.

2)         FASE IMPLEMENTASI SISTEM DAN PEMELIHARAAN SISTEM
v  Sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.
v  Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru.
v  Laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu:
a.   Rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and Evaluation Review Technique (PERT) Chart.
b.   Penjadwalan proyek dan teknik manajemen. Bagian kedua adalah laporan yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti :
v  Pengembangan perangkat lunak
v  Persiapan lokasi peletakkan sistem
v  Instalasi peralatan yang digunakan
v  Pengujian Sistem
Ø    Kelebihan Dan Kekurangan
1)         KELEBIHAN
v   Mudah diaplikasikan.
v  Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan.

2)         KEKURANGAN
v  Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena model ini bisa melakukan itersi tidak langsung.
v  Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
v  Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyrk dilalui. Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar karenaharus mengulang dari awal.
v  Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki ketergantungan hal ini menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.

  1. Model Prototyping
Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses.

Ø    Tahapan - Tahapan Model Prototyping
1)         PENGUMPULAN KEBUTUHAN
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.

2)         MEMBANGUN PROTOTYPING
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
3)         MENGGUNAKAN SISTEM
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan.

1)         MENGKODEKAN SISTEM
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.

2)         MENGUJI SISTEM
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.

3)         EVALUASI SISTEM
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan.

4)         EVALUASI PROTOPTYPING
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

Ø    Kelebihan Dan Kekurangan
1)         KELEBIHAN
v  Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
v  Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret.
v  Digunakan untuk memperluas SDLC.

2)         KEKURANGAN
v  Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
v  Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
v  Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
v  Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah dan cepat selesai.
  1. Model RAD (Rapid Application Development)
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi selain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.

Ø    Tahapan-Tahapan Model RAD
1)         BUSSINESS MODELLING
Fase ini untuk mencari aliran informasi  seperti: informasi mengendalikan proses bisnis, di mana informasi digunakan,  siapa yang memprosenya, dan informasi apa yang dimunculkan.

2)         TESTING AND TURNOVER
Karena menggunakan kembali komponen yang telah ada, maka akan mengurangi waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh..

3)         APLICATION GENERATION
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. Alat-alat baantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.

4)         PROCESS MODELLING
Aliran informasi pada fase data modelling ditransformasikan untuk mendapatkan aliran informasi yang diperlukan pada implementasi fungsi bisnis. Pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atu mendapatkan kembali objek data tertentu

5)         DATA MODELLING
Fase ini menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek. Karakteristik (atribut) masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan antar objek didefinisikan.
Ø    Kelebihan Dan Kekurangan
1)         KELEBIHAN
v  RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object).
v  Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien.

2)         KEKURANGAN
v  Tidak cocok untuk proyek skala besar
v  Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
v  Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
v  Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini

  1. Model Spiral
Model spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah model proses perangkat lunak evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototype dengan cara kontrol dan aspek sistematis model sequensial linier. Model iteratif ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap secara bertahap.

Ø    Tahapan-Tahapan Model Spiral
1)         KOMUNIKASI PELANGGAN
Yaitu tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan kebutuhan- kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan.

2)         PERANCANGAN
Yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yg berhubungan

3)         ANALISIS RESIKO
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resikomanajemen dan teknis.
1)         PEREKAYASAAN
Yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari apikasi tersebut.

2)         KONSTRUKSI DAN PELUNCURAN
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang, dan memberi pelayanan kepada pemakai.

3)         EVALUASI PELANGGAN
Yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan.

Ø    Kelebihan Dan Kekurangan
1)        KELEBIHAN
v  Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer.
v  Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
v  Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses
v  Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk.
v  Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif .
v  Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.

2)        KEKURANGAN
v  Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
v  Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
v  Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute

.



  1. Object Oriented Technology
Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan perangkat lunak berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada di dunia nyata. Filosofi Object Oriented sangat luar biasa sepanjang siklus pengenbangan perangkat lunak (perencanaan, analisis, perancangan dan implementasi) sehingga dapat diterapkan pada perancangan sistem secara umum: menyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan system secara keseluruhan.

Ø    Tahapan-Tahapan Object Oriented Technology
1)         FUNCTIONAL DECOMPOSITION METHODOLOGIES
Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan ditetapkan. Yang termasuk dalam kelompok metodologi ini adalah :
ü   HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)
ü   Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR)
ü   Information Hiding

2)         DATA ORIENTED METHODOLOGIES
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses.Dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu :
v  Data flow oriented methodologies, sistem secara logika dapat digambarkan secara logika dari arus data dan hubungan antar fungsinya di dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
ü   SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
ü   Composite Design
ü   SSAD (Structured System Analysis and Design)

v  Data Structured oriented methodologiesMetodologi ini menekankan struktur dari input dan output di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
ü   JSD (Jackson’s System Development)
ü   W/O (Warnier/Orr)
1)         PRESCRIPTIVE METHODOLOGIES
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
v ISDOS (Information System Design dan Optimization System), merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan.
v Kegunaan dari ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan system informasi. ISDOS mempunyai dua komponen, yaitu :
ü   PSL (Program Statement Language), merupakan komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine readable form. PSL dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA. PSL merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan bahasa pemrograman prosedural.
ü   PSA (Program Statement Analyzer) merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan kamus data (data dictionary) dan digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan, disimpan, dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan.

  1. Model V
Model ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses dilakukan bercabang.

Ø    Tahapan-Tahapan Model V
1)         REQUIREMENT ANALYSIS & ACCEPTANCE TESTING
Tahap Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran dari tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing merupakan tahap yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh para pengguna atau tidak

2)         SYSTEM DESIGN & SYSTEM TESTING
                  Dalam tahap ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi              kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap ini                   adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum, struktur data,                   dan yang lain. Selain itu tahap 
ini juga menghasilkan contoh tampilan window dan juga dokumentasi teknik yang lain seperti Entity Diagram dan Data Dictionary.

1)         ARCHITECTURE DESIGN & INTEGRATION TESTING
Sering juga disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul, ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan antar interface, detail teknologi yang dipakai.

2)         MODULE DESIGN & UNIT TESTING
Sering juga disebut sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah menjadi modul-modul yang lebih kecil. Setiap modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk memudahkan programmer melakukan coding. Tahap ini menghasilkan spesifikasi program seperti: fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses input-output untuk tiap modul, dan lain-lain.

3)         CODING
Dalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.

Ø    Kelebihan Dan Kekurangan
1)         KELEBIHAN
v  Model V sangat fleksibel.
v  Model V mendukung project tailoring, dan penambahan, serta pengurangan method dan tool secara dinamik. Akibatnya sangat mudah untuk melakukan tailoring pada Model V agar sesuai dengan suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk menambahkan method dan tool baru atau menghilangkan method dan tool yang dianggap sudah absolete..
v  Model V dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari V Model berpartisipasi dalamchange control board yang memproses semua change request terhadap V Model.

2)         KEKURANGAN
                   Model V adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa di gunakan sekali dalam                suatu proyek
Ø    Penggunaan
Model V digunakan dalam proyek teknologi informasi di negara Jerman. Hal ini berlaku terutama untuk proyek teknologi informasi pada pada sektor pertahanan negara Jerman. Selain itu, Model V juga digunakan oleh software developer negara Jerman untuk proyek teknologi informasi lain.

1. Pendekatan Pengembangan Sistem
A.     DIPANDANG DARI METODOLOGI YANG DIGUNAKAN :
a.      Pendekatan Klasik (Clasical Approach )
Disebut juga pengembangan tradisional / konvensional adalah pengembangan sistem dengan mengikuti tahapan pada system life cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan sistem akan berhasil bila mengikuti tahapan pada system life cycle. Tetapi pada kenyataannya pendekatan klasik tidak cukup digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi yang sukses dan akan timbul beberapa permasalahan diantaranya adalah :
ü   Pengembangan perangkat lunak menjadi sulit.
ü   Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem menjadi lebih mahal
ü   Kemungkinan kesalahan sistem besar
ü   Keberhasilan sistem kurang terjamin
ü   Masalah dalam penerapan sistem 

b.      Pendekatan Terstruktur (Structured Approach )
Pendekatan ini dimulai pada awal tahun 1970, dan dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) yg dibutuhkan dalam pengembangan sistem.

B.     DIPANDANG DARI SASARAN YANG DICAPAI :
a.      Pendekatan Sepotong (Piecerneal Approach )
Pendekatan yg menekankan pada suatu kegiatan / aplikasi tertentu.

b.      Pendekatan Sistem (Systems Approach )
Pendekatan yg menekankan pada sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi
 
A.     DIPANDANG DARI CARA MENGEMBANGKANNYA :
a.         Pendekatan Sistem Menyeluruh 
Pendekatan yg mengembangkan sistem serentak secara menyeluruh.
(merupakan ciri -ciri pendekatan klasik )
b.         Pendekatan Moduler
Pendekatan yg berusaha memecah sistem yg rumit menjadi beberapa bagian / modul yg sederhana (merupakan ciri -ciri pendekatan terstruktur )
B.     DIPANDANG DARI CARA MENENTUKAN KEBUTUHAN DARI SISTEM :
a.         Pendekatan Bawah Naik (Bottom Up Approach )
Pendekatan dari level bawah organisasi, yaitu level operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tsb. (merupakan ciri-ciri dari pendekatan klasik disebut juga data analysis) . 

b.         Pendekatan Atas Turun
Dimulai dari level atas yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sarasan dan kebijaksanaan organisasi , kemudian dilakukan analisis kebutuhan informasi , lalu proses turun ke pemrosesan transaksi (merupakan ciri-ciri dari pendekatan terstruktur disebut juga decision analysis )

C.     DIPANDANG DARI TEKNOLOGI YG DIGUNAKAN :
a.         Pendekatan Lompatan Jauh (Great Loop Approach )
Pendekatan yg menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak penggunaan teknologi canggih. Perubahan ini banyak mengandung resiko, juga memerlukan investasi yg besar.

b.         Pendekatan Berkembang (Evolutionary Approach )
Pendekatan yg menerapkan perubahan canggih hanya untuk aplikasi yg memerlukan saja, dan akan terus berkembang


1. Alat – Alat dan Teknik – Teknik Pengembangan Sistem
Untuk dapat melakukan langkah-langkah sesuai dengan  metodologi pengembangan sistem yang terstruktur, maka dibutuhkan alat dan teknik untuk melaksanakannya. Alat-alatt yang digunakan dalam suatu metodologi umumnya berupa suatu gambar atau diagram atau grafik. Selain berbentuk gambar, alat-alat yang digunakan juga ada yang berupa gambar atau grafik (nongraphical tools), seperti misalnya data dictionary, pseudocode serta formulir-formulir untuk mencatat dan menampilkan data.
Alat-alat pengembangan sistem yang berbentuk grafik diantaranya adalah sebagai berikut ini 
ü   HIPO Diagram  digunakan  di metodologi HIPO.
ü   Data Flow Diagram  digunakan  di metodologi   structured  systems  analysis  and design.
ü   Structured  Chart  digunakan  di metodologi   structured  systems  analysis  and design.
ü   SADT  Diagram digunakan  di metodologi   SADT.
ü   Warnier/Orr  Diagram  digunakan  di metodologi   Warnier/Orr.
ü   Jakson's Diagram digunakan  di metodologi   JSD (Jackson System Development)
Disamping Alat-alat Pengembangan sistem berbentuk grafik  yang digunakan  pada suatu metodologi tertentu, masih terdapat  beberapa alat  berbentuk grafik  yang sifatnya  umum, alat-alat  ini berupa suatu bagan.
Bagan  dapat diklasifikasikan  sebagai berikut  :
v   Bagan  Untuk Menggambarkan  Aktivitas  (Activity  Charting )
ü  Bagan alir sistem  (systems flowchart)
ü  Bagan alir program  ( program flowchart )  yang dapat  berupa :
-           Bagan  alir logika  program   (program  logic  flowchat )
-           Bagan  alir  program komputer  terinci  (detailed computer program flowchart )
ü  Bagan alir kertas kerja  (paperwork  flowchart )  atau disebut  bagan alir formulir (form flowchart )
ü  Bagan alir  hubungan database  (database  relationship  flowchart  )
ü  Bagan alir  proses  (process flowchart )
ü  Gantt  Chart

v   Bagan  Untuk  Menggambarkan  Tata Letak  (Layout Charting )
v   Bagan  Untuk  Menggambarkan  Hubungan  Personil  (Personal Relationship Charting )
ü  Bagan  distribusi  kerja  (Working  distribution chart )
ü  Bagan  Organisasi  (Organization Chart )

Teknik  yg tersedia  untuk pengembangan  sistem  biasanya  tidak khusus  untuk  suatu  metodologi tertentu  , tetapi  dapat digunakan disemua metodologi  yang ada.
Teknik -teknik yg digunakan yaitu :
v   Teknik  Manajemen Proyek  Yaitu :
ü  CPM (Critical  Path Method) 
ü  PERT (Program Evaluation  and Review Technique ) Teknik ini digunakan untuk  penjadualan  proyek

v   Teknik  menemukan fakta  (fact finding techniques )
Teknik yg dapat digunakan utk mengumpulkan data & menemukan fakta  dalam          kegiatan  mempelajari sistem yg ada.
Teknik ini antara lain :
ü  Wawancara  (interview)
ü  Observasi (observation )
ü  Daftar  Pertanyaan  (questionaire )
ü  Pengumpulan sampel  (sampling )

v   Teknik Analisis  Biaya / Manfaat  (Cost Effectiveness  Analysis  Atau Cost Benefit Analysis )
v   Teknik  Menjalankan  Rapat
v   Teknik  Inspeksi   (Walkthrough )