Jumat, 28 Februari 2020

TUBERKOLOSIS (TBC)

>>MENGENAL TUBERKOLOSIS
     Tuberkolosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini termasuk yang paling sering menyerang, terutama di negara-negara berkembang. WHO memperkirakan indonesia menduduki peringkat ke 4 kasus TB terbanyak didunia setelah india (2-2,4 juta), cina(0,9-1,1 juta), dan afrika selatan (0,4-0,6 juta) pada tahun 2012. Mycobacterium tuberculosis pertama kali diisolasi oleh robert koch pada tahun 1882. Pada mycobacterium tuberculosis, jika dilakukan pewarnaan menggunakan pewarnaan ziehl-neelsen tampak merah sehingga disebut juga Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TB ini dapat bertahan didalam tubuh manusia hingga beberapa tahun. Di dalam ruangan yang gelap dan lembab, kuman ini dapat bertahan hingga beberapa jam, namun jika terkena paparan sinar matahari kuman ini cepat mati. Bakteri TB ini biasanya menyerang paru (TB paru), namun bisa juga menyerang organ lainnya disebut dengan TB ekstra paru, seperti selaput otak (meningitis TB), kelenjar getah bening (limfadenitis TB), tulang (TB tulang), kulit (TB kulit), usus (TB usus), ginjal (TB ginjal), saluran kencing, persendian, dan organ lainnya. Kumat TB dapat menyerang semua organ didalam tubuh manusia.

>>KENALI CARA PENULARAN TUBERKULOSIS
     Terjadinya TB pada anak menggambarkan masih adanya penularan TB dimasyarakat. mengapa? Karena sebagian besar TB anak terjadi akibat penularan TB dari penderita dewasa, sebagai contoh seorang ayah penderita TB menularkan kuman TB pada anaknya yang tinggal serumah. Kuman TB biasanya ditularkan oleh penderita TB paru dengan hasil pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) positif pada orang normal melalui percikan dahak (droplet nuclei) ke udara. Untuk dapat menginfeksi, penderita harus memiliki jumlah bakteri yang cukup dalam dahak untuk membuat partikel yang menular saat dia bersin, batuk, dan berbicara. faktor resiko yang menyebabkan anak mudah terinfeksi kuman TB antara lain:

  1. Anak yang kontak erat dengan penderita TB (terutama TB dengan BTA positif), misalnya tinggal 1 rumah dengan penderita TB.
  2. Anak yang tinggal dilokasi pemukiman yang padat dan rumah dengan ventilasi yang kurang baik atau tinggal di daerah dengan pelayanan kesehatan yang kurang baik.
  3. Anak yang berpergian kedaerah endemis TB (atau angka kejadian TB di negara tersebut tinggi) dan kontak dengan masyarakat disana.
  4. Anak dengan gizi buruk.
  5. Anak yang menderita HIV positif atau memiliki sistem kekebalan tubuh lemah akibat penyakit lainnya.
Perkembangan penyakit TB sebagian besar terjadi dalam 1-2 tahun setelah seseorang terinfeksi kuman TB. Oleh karena itu, secara umum jika seseorang terinfeksi kuman TB, maka terdapat dua respon, yaitu:
  1. Ada yang langsung menjadi sakit TB dan mengeluhkan gejala-gejala penyakit TB (TB aktif).
  2. Ada yang tidak menderita sakit TB dan tidak memiliki keluhan sama sekali (TB laten).
Orang yang menderita infeksi TB laten tidak dapat menularkan kuman TB kepada orang lain, namun jika suatu saat daya tahan tubuh lemah, kuman TB tersebut dapat aktif dan menyebabkan sakit TB. Persamaan keduanya adalah hasil uji tuberculin positif. Berikut ini merupakan perbedaan sakit TB dan infeksi TB laten:
infeksi TB Aktif

             Infeksi TB Aktif                                                                   Infeksi TB laten
terinfeksi kuman TB dan kuman aktif sehingga                    Terinfeksi kuman TB namun kuman tidak
menimbulkan gejala sakit TB                                                 aktif sehingga tidak menimbulkan gejala                                                                                                  sakit TB
Dapat menularkan kuman TB ke orang lain                       Tidak dapat menularkan ke orang lain
Terdapat gejala-gejala sakit TB                                               Tidak ada gejala-gejala sakit TB
Uji Tuberculin positif                                                               Uji Tuberculin positif
Foto dada dan pemeriksaan dahak tidak normal                       Foto dada dan pemeriksaan dahak                                                                                                             normal

Begitu pula dengan TB pada anak. Setiap anak yang terpapar kuman TB, tidak selalu akan menjadi sakit TB. Jika daya tahan tubuh baik, maka meskipun terinfeksi kuman TB (dari pemeriksaan uji tuberculin menunjukan hasil positif), anak tersebut tidak mengeluhkan sakit TB. Namun, bukan berarti tidak membutuhkan pengobatan untuk mencegah terjadinya TB aktif

>>KENALI GEJALA DAN DIAGNOSIS TUBERKULOSIS PADA ANAK
     Gejala umum tuberkulosis antara lain:

  1. Batuk lebih dari 3 minggu.
  2. Batuk berdarah.
  3. Penurunan nafsu makan.
  4. Demam tanpa sebab yang jelas.
  5. Berkeringat di malam hari.
  6. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
  7. lemas
  8. nyeri dada
  9. Demam diatas 38oC selama 2 minggu yang bukan dikarenakan penyebab lainnya.
>>PENANGANAN TUBERKULOSIS PADA ANAK
     Tujuan pengobatan TB antara lain untuk menyembuhkan pasien, mencegah penularan, mencegah resistensi kuman TB terhadap obat anti tuberkulosis (OAT), mencegah kekambuhan, dan mencegah kematian. Pengobatan TB aktif dilakukan melalui 2 tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan tahap lanjutan sebagai berikut:
  1. Tahap awal (intensif)
           Pada tahap awal, penderita harus minum obat setiap hari dan setelah 2 minggu minum obat, biasanya penderita sudah tidak lagi menularkan kuman TB dan demam mulai berkurang. Dan jika ada anak penderita tuberkulosis, umumnya diberikan 3 obat (INH, rifampicin, pirazinamid) dalam tahap awal selama 2 bulan.

       2. Tahap lanjutan
            
            Minum obat pada tahap ini bertujuan untuk membunuh kuman yang masih menetap sehingga mencegah terjadinya kekambuhan TB. Perawatan anak penderita tuberkulosis di tahap ini, hanya akan diberikan 2 obat (INH, rifampicin). 

OAT diberikan dalam bentuk kombinasi dan sudah disediakan oleh pemerintah secara gratis. hal yang terpenting adalah efek samping OAT ini lebih jarang terjadi pada anak dibandingkan pada dewasa. Pengobatan TB biasanya cukup dengan rawat jalan . namun, ada beberapa kasus seorang anak  penderita TB yang sebaiknya menjalani rawat inap, antara lain:
  1. Meningitis TB
  2. TB milier
  3. TB spinal
  4. Jika terdapat gangguan pernapasan
  5. jika terjadi efek samping obat, misalnya jaundice (kulit dan bagian putih mata menjadi kekuningan) akibat gangguan hati oleh karena OAT.
Setelah mendapat pengobatan, penderita akan dievaluasi (keluhan penderita, berat badan penderita, efek samping obat) pada saat 2 minggu setelah mendapat pengobatan pertama kali, akhir fase intensif, dan setiap 2 bulan sekali hingga pengobatan selesai. Jika anak menderita TB dengan BTA positif maka dilakukan pemeriksaan BTA ulang pada 2 bulan setelah mendapat pengobatan pertama kali.

>>KENALI CARA MENCEGAH TUBERKULOSIS PADA ANAK
  1. Mencari sumber penularan TB anak
  2. Memelihara kesehatan lingkungan, dengan cara misalnya memiliki ventilasi rumah yang baik dan bukalah jendela setiap hari. Percikan dahak dalam ruangan yang gelap dan kurang sinar matahari adalah salah satu cara pencegahan penularan TB. Terutama jika ada anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita TB.
  3.  Memelihara daya tahan tubuh, misalnya dengan istirahat yang cukup dan makan bergizi dan teratur.
  4. Penggunaan masker
  5. Pemberian OAT sebagai profilaksi (pencegahan) terhadap infeksi TB pada balita yang tinggal serumah dengan penderita TB dengan BTA positif.
  6. Pemberian imunisasi BCG, Imunisasi BCG sebaiknya diberikan saat bayi berusia 2-3 bulan. Penjelasan selengkapnya ada di pembahasan selanjutnya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar