Selasa, 28 Februari 2012

PENYAKIT ASKARIASIS

            Askariasis disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides yang oleh masyarakat umum di kenal sebagai cacing gelang. atau cacing perut. Cacing ini tersebar luas diseluruh dunia, terutama didaerah tropik dan subtropik yang kelembaban udaranya tinggi dan suhunya hangat. dibeberapa daerah diindonesia terutama dipedesaan, infeksi cacing ini dapat diderita oleh lebih dari 60% penduduk yang diperiksa tinjanya


Penularan askariasis
            Telur cacing yang telah dibuahi yang keluar bersama tinja penderita, didalam tanah yang lembab dan suhu yang optimal akan berkembang menjadi telur infektif, yang mengandung larva cacing.
            Infeksi terjadi dengan masuknya telur cacing yang infektif kedalam mulut melalui makanan atau minuman yang tercemar tanah yang mengandung tinja penderita askariasis. Dalam usus halus bagian atas dinding telur akan pecah sehingga larva dapat keluar, untuk selanjutnya menembus dinding usus halus dan memasuki vena porta hati. bersama aliran darah vena, larva akan beredar menuju jantung, paru-paru, lalu menembus dinding kapiler masuk kedalam alveoli. masa migrasi ini berlangsung sekitar 15 hari lamanya.
            Dari alveoli larva cacing merangkak ke bronki, trakea dan laring, untuk selanjutnya masuk ke faring, usofagus, turun ke lambung akhirnya sampai di usus halus. Sesudah berganti  kulit, larva cacing akan tumbuh menjadi cacing dewasa. Sirkulasi dan migrasi larva cacing dalam darah tersebut disebut "lung migration". Dua bulan sejak infeksi (masuknya telur infektif per oral) terjadi, seekor cacing betina mulai mampu bertelur, yang jumlah produksi telurnya dapat mencapai 200.000 butir per hari.
            Penularan askariasis dapat terjadi melalui beberapa jalan, yaitu telur infektif masuk mulut bersama makanan dan minuman yang tercemar, melalui tangan yang kotor tercemar terutama pada anak, atau telur infektif terhirup melalui udara bersama debu. Pada keadaan terakhir ini, telur menetas di mukosa jalan napas bagian atas, larva segera menembus pembuluh darah dan beredar bersama aliran darah.


Gejala klinis askariasis
             Cacing dewasa yang berada didalam usus dan larva cacing yang beredar didalam aliran darah, menimbulkan perubahan patologis pada penderita.
             Migrasi larva cacing di paru-paru dapat menimbulkan pneumonia dengan gejala berupa demam, batuk, sesak dan dahak berdarah. Penderita juga mengalami urtikaria dan terjadi gambaran eosinofili sampai 20 persen. Pneumonia disertai gejala alergi ini disebut sebagai Sindrom Loeffler atau ascaris pneumonia.
             Pada infeksi berat (hiperinfeksi), terutama pada anak-anak, cacing dewasa dapat menimbulkan gangguan pencernaan  dan penyerapan protein sehingga penderita mengalami gangguan pertumbuhan dan anemia akibat kurang gizi. Cairan tubuh cacing yang toksik dapat menimbulkan gejala mirip demam tifoid, disertai tanda-tanda alergi misalnya urtikaria, edema pada wajah, konjungtivitas dan iritasi pernafasan bagian atas.
             Pada manusia cacing dewasa dapat menimbulkan berbagai akibat mekanik, yaitu obstruksi usus, intususepsi, dan perforasi ulkus yang ada di usus. Selain itu cacing dewasa dapat melakukan migrasi ke organ-organ di luar usus (askariasis ektopik), misalnya ke lambung, usofagus, mulut, hidung, rima glottis atau bronkus, sehingga menyumbat pernafassan penderita. Juga dapat terjadi sumbatan saluran empedu, apendisitis, abses hati, dan pankreatitis akut.


Pengobatan askariasis
             Obat-obat cacing yang baru yang efektif, dan hanya menimbulkan sedikit efek samping adalah mebendazol, pirantel pamoat, albendazol dan levamisol. Piperasin dan berbagai obat cacing lain masih dapat digunakan untuk mengobati penderita askariasis.

Pencegahan askariasis
             Melaksanakan prinsip-prinsip kesehatan lingkungan yang baik, misalnya membuat kakus yang baik untuk menghindari pencemaran tanah dengan tinja penderita, mencegah masuknya telur cacing yang mencemari makanan atau minuman dengan selalu memaasak makanan dan minuman sebelum dimakan atau diminum, serta menjaga kebersihan perorangan.
              Mengobati penderita serta pengobatan masal dengan obat cacing bersepektrum lebar didaerah endemik dapat memutuskan rantai siklus hidup cacing ini dan cacing lainnya. Pendidikan kesehatan pada penduduk perlu dilakukan untuk menunjang upaya pencegahan pencegahan penyebaran dan pemberantasan  askariasis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar