Rabu, 29 Februari 2012

PENYAKIT ENTEROBIOSIS

            Penyakit enterobiosis disebabkan oleh cacing enterrobius vermicularis atau oxyuris vermicularis. Nama umum cacing ini di indonesia adalah cacing keremi atau cacing peniti (pinworm). Cacing ini tersebar luas diseluruh dunia, baik didaerah tropis maupun subtropis. Didaerah dingin lebih banyak di jumpai, karena orang jarang mandi dan tidak sering berganti pakaian dalam.

Cara penularan enterobiosis
             Manusia adalah satu-satunya hospes definitif cacing ini. Tidak diperlukan hospes  perantara untuk melengkapi siklus hidupnya. Telur yang oleh cacing betina diletakan didaerah sekitar perianal dan perineal, dalam waktu 6 jam telah tumbuh menjadi telur infektif karena telah mengandung larva cacing..      
              Infeksi enterobiosis terjadi melalui 3 jalan, yaitu penularan lewat mulut, telur yang infektif terbawa dari tangan ke mulut penderita sendiri (autoinfection) atau terjadi karena memegang benda yang tercemar telur infektif, misalnya alas tidur, batal atau pakaian dalam penderita. Pada penularan melalui pernafasan, telur infektif yang berterbangan di udara terhirup oleh penderita.
              Penularan secara retrofeksi adalah penularan yang terjadi akibat larva cacing menetas didaerah perianal masuk kembali kedalm usus penderita, dan berkembang menjadi cacing dewasa. Karena mudahnya penularan, enterobiosis kerapkali merupakan penyakit infeksi yang menjangkiti seluruh anggota keluarga, banyak terjadi di panti asuhan atau panti jompo, di asrama-asrama, dan sejenisnya.
              Telur yang masuk mulut atau melalui jalan nafas didalam duodenum penderita akan menetas. Larva rabditifrom yang terjdi, akan tumbuh menjadi cacing dewasa di jejunum dan di bagian atas dari ileum. siklus hidup lengkap cacing ini membutuhkan waktu 2 sampai 8 minggu lamany

Penularan enterobiosis
               Cacing dewasa jarang menimbulkan kerusakan jaringan. Migrasi induk cacing untuk bertelur di daerah perianal dan perineal menimbulkan gatal-gatal (pruritus ani) yang mengganggu tidur penderita, dan bila digaruk dapat menimbulkan infeksi sekunder. Jika cacing betina mengadakan migrasi ke vagina dan tuba falopii, dapat terjadi radang ringan didaerah tersebut.
                 Meskipun cacing sering dijumpai didalam apendiks, infeksi apendiks jarang terjadi. Migrasi cacing ke usus halus bagian atas, lambung isofagus, dapat menimbulkan gangguan ringan didaerah tersebut. Jika tidak terjadi reinfeksi, enterobiosis dapat sembuh dengan sendirinya, karena cacing betina akan mati 2-3 minggu sesudah bertelur.

Pengobatan enteriobiosis
                   Mengingat penularan enteriobiosis sangat mudah terjadi pada seluruh anggota keluarga yang hidup dalam satu rumah, maka pengobatan infeksi cacing ini harus ditujukan pada seluuh anggota keluarga dalam waktu bersamaan, dan sebaiknya sering diulang. Berbagai obat cacing dapat digunakan, misallnya mebendazol, pirantel pamoat, pirvinium pamoat dan piperazin sitrat.

Pencegahan enterobiosis 
                     Mengobati penderita dan keluarganya atau yang hidup di dalam satu rumah, berarti memberantas sumber infeksi. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan, terutama di lingkungan kamar tidur, dan mengusahakan sinar matahari masuk secara langsung akan mengurangi jumlah telur cacing yang infektif, baik yang ada di perlengkapan kamar tidur maupun yang berterbangan di udara.




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar