Jumat, 09 Maret 2012

PENYAKIT DEMAM TIFOID

            Penyakit infeksi usus yang disebut juga sebagai Tifus abdominalis atau Typhoid Fever ini disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C. demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia maupun di daerah-daerah tropis dan subtropis diseluruh dunia.

Morfologi kuman 
             Salmonella typhosa adalah bakteri berbentuk batang yang pada pewarnaan bersifat  Gram-negatif. Kuman ini mempunyai ukuran panjang 1-3,5 mikron, tidak mempunyai flagel peritrich.

Penularan demam tifoid
             Penularan demam tifoid terjadi melalui makanan atau minuman yang tercemar Salmonella typhosa atau Salmonella paratyphosa yang terdapat didalam air, es, debu maupun benda lainnya. Kuman tifoid dapat berasal dari karier demam tifoid yang merupakan sumber penularan yang sukar diketahui karena mereka tidak menunjukan gejala-gejala sakit.

Diagnosis penyakit
              Diagnosis klinis. Gambaran klinis klasik yang sering ditemukan pada penderita demam tifoid dapat dikelompokkan pada gejala yang terjadi pada minggu pertama, minggu kedua, minggu ketiga dan keempat.

- Minggu pertama. Demam tinggi lebih dari 40 derajat Celcius, nadi lemah bersifat dikrotik, dengan nadi 80-100 per menit
- Minggu kedua. Suhu badan tetap tinggi, penderita mengalami delirium, lidah tampak kering mengkilat, denyut nadi cepat. Tekanan darah menurun dan limpa teraba.
- Minggu ketiga. Keadaan penderita membaik jika suhu menurun, gejala dan keluhan berkurang.
Sebaliknya kesehatan penderita memburuk jika masih terjadi delirium, stupor, pergerakan otot yang terjadi terus menerus, terjadi inkontinensia urine atau alvi. Selain itu tekanan perut meningkat, terjadi meteorismus dan timpani, disertai nyeri perut. Penderita kemudian mengalami kolaps akhirnya meninggal dunia akibat terjadinya degenerasi miokardial toksik.
- Minggu keempat. Penderita yang keadaannya membaik akan mengalami penyembuhan.

             Diagnosis mikrobiologis. Metode ini merupakan metode yang paling baik karena spesifik sifatnya. Pada minggu pertama dan minggu kedua biakan darah dan biakan sumsum tulang menunjukan hasil positif, sedangkan pada minggu ketiga dan keempat hasil biakan tinja dan biakan urine menunjukan hasil positif kuat.

              Diagnosis serologis. Tujuan metode ini untuk memantau antibodi terhadap antigen O dan antigen H, dengan menggunakan uji aglutinin 1/200 atau terjadi kenaikan titer lebih dari 4 kali, hal ini menunjukan bahwa demam tifoid sedang berlangsung akut.
             
              Penderita demam tifoid umumnya juga menunjukan gambaran hemoglobin yang rendah dan leukopeni.

Pengobatan
              Pengobatan diberikan selama 14 hari, atau sampai 7 hari sesudah penderita tidak demam lagi.
             
              Obat-obatan yang dapat digunakan adalah Kloramfenikol, Tiamfenikol, Ampisilin, dan Kotrimoksasol (sulfametoksasol 400 mg + trimetoprim 80 mg).

Pencegahan demam tifoid
               Penularan Demam tifoid dicegah dengan selalu menjaga kebersihan perorangan, kebersihan lingkungan, pembuangan sampah yang baik, dan klorinasi air minum. Karier demam tifoid harus diobati dengan baik menggunakan ampisilin atau amoksisilin dan probenesid. Jika terdapat kolelitiasis, di lakukan tindakan operasi disertai pemberian antibiotika.
               Imunisasi dapat dilakukan dengan menggunakan vaksin monovalen kuman Salmonella typhi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar